A.
Pengertian
Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling
Pengertian Bimbingan
Bimbingan
merupakan terjemahan dari istilah “guidance” yang berarti bimbingan (Walgito,
1995 : 1). Sesuai dengan istilahnya, maka bimbingan dapat diartikan secara umum
sebagai suatu bantuan atau pertolongan, namun tidak setiap bantuan atau
pertolongan dapat diartikan sebagai bimbingan. Bentuk bimbingan yang
dimaksud membutuhkan syarat-syarat tertentu. Berikut beberapa pengertian
Bimbingan menurut beberapa ahli sebagai berikut :
Menurut Smith
(1999:94) mengatakan bahwa “bimbingan adalah proses layanan yang diberikan
kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan
interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik”.
Adapun maksud
bimbingan di atas adalah suatu proses pemberian layanan dan bimbingan sehingga
mereka mempu membuat pilihan dan rencana dalam arti mampu membuat dan
menentukan kebijakan, arah dan tujuan hidup mereka dan merefeksikannya dalam
bentuk tindakan atau perbuatan dalam kehidupan sehari-hari mampu menyesuaikan diri
dengan linkungannya secara efektif.
Sedangkan menurut
Surya (1995:2) mengatakan bahwa bimbingan adalah “Proses pemberian bantuan yang
terus menerus dan sistematis, dari konselor kepada klien sehingga tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, dan penerimaam diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal”. Jadi bantuan
yang diberikan hendaknya dilakukan secara terus menerus sebab proses pendidikan
pada manusia berlangsung seumur hidup.
Dari beberapa
pendapat di atas dapat dipahami bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan
(arahan) yang diberikan oleh konselor kepada kliennya baik secara individu
maupun secara kelompok baik anak-anak, remaja dan orang dewasa dan
dilakukan secara sadar, terencana dan sistimatis sehingga mereka dapat
mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri, memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dan bisa memilih keputusan dalam menentukan arah dan
tujuan hidupnya, memahami dan mengenal dirinya serta mampu beradaptasi dengan
lingkungan hidupnya secara baik berdasarkan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
Dari
definisi-definisi yang dikemukakan dapat
disimpulkan mengenai pengertian bimbingan sebagai berikut :
- Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yang membutuhkannya, bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan serta diberikan secara berencana dan sistematis.
- Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar ia dapat memahami dirinya, kemudian mengarahkan dirinya sehingga tercapai kebahagiaan hidup pribadi.
Pengertian
Penyuluhan
Penyuluhan berasal
dari bahasa Inggris yaitu counseling yang berarti perkembangan, pemberian nasehat,
penyuluhan penerangan atau informal (Abu Ahmadi, 1991 : 21).
Menurut Jones
(2001:20) mengatakan bahwa penyuluhan adalah “membicarakan masalah orang lain
dan biasanya orang yang diajak bicara memiliki pengalaman, pemgertian dan
kemampuan yang tidak dimiliki orang yang ingin membicarakan permasalahannya
dengan oranglain yang sedang dihadapinnya”.
Sedangkan menurut
James F. Adams dalam Jumhur (1986 : 29) bahwa penyuluhan adalah penilaian
timbal balik antara 2 individu dimana yang seorang membantu yang lain supaya ia
dapat lebih baik memahami dirinya itu dan pada waktu yang akan datang.
Dari beberapa
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyuluhan adalah merupakan suatu
aktifitas wawancara yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu yang sedang
mengalami suatu masalah dalam rangka untuk membicarakan dan memecahkan masalah
yang sedang dihadapi dan memberikan bantuan kepada mereka, sehingga pada
akhirnya bermuara pada teratasi masalah yang dihadapi oleh klien dan
dapat beradaptasi dengan baik dan efektif dengan lingkungan hidupnya.
Pengertian
Konseling
Konseling adalah
hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dimana
konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa
depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi
untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan
yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
Jones (Insano,
2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional
antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya
bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan
lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat
pilihan yang bermakna bagi dirinya.P
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004) konseling merupakan proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.
Winkel (2005) berpendapat bahwa konseling merupakan serangkaian kegiatan
paling poko dari bimbingan dalam usaha membantu konseli secara tatap muka
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus
Dari semua
pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan Konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
(face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang
dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu
dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri
dan mandiri.
B.
Hubungan dan
Perbedaan Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling
1.
Hubungan antara Bimbingan dan Konseling
Menurut Mohamad Surya (1988), ada tiga
pandangan mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling. Pandangan pertama
berpendapat bahwa bimbingan sama dengan konseling. Kedua istilah tidak
mempunyai perbedaan yang mendasar. Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan
berbeda dengan konseling, baik dasar maupun cara kerja. Menurut pandangan
kedua, bimbingan merupakan pendidikan sedangkan konseling merupakan psikoterapi
yaitu usaha untuk menolong individu yang mengalami masalah serius. Pandangan
ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang
terpadu, keduanya tidak saling terpisah.
Berkaitan dengan pandangan ketiga ini, Downing
(1998); Hansen, Stefic, dan Warner (1977) dalam Prayitno (1978), menyatakan
bahwa bimbingan adalah suatu pelayanan khusus yang terorganisasi dan
terintegrasi ke dalam program sekolah untuk menunjang kegiatan perkembangan
siswa secara optimal, sedangkan konseling adalah usaha pemberian bantuan kepada
murid secara perorangan dalam mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian diri.
Moser dan Moser(dalam Prayitno, 1978:643)
menyatakan bahwa di dalam keseluruhan pelayanan bimbingan, konseling dianggap
sebagai inti dari proses pemberian bantuan.
Mortesen dan Schmuller (1976:56) menyatakan bahwa konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.
Mortesen dan Schmuller (1976:56) menyatakan bahwa konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.
2.
Persamaan antara Bimbingan dan Konseling
Persamaan antara bimbingan terletak pada
tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama diterapkan dalam program
persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama
mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua
kegiatan itu diselenggarakan.
3.
Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
Perbedaan antara bimbingan dan konseling
terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan.
Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih.
Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih.
Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.
C.
Manfaat
Bimbingan, Penyuluhan dan Konseling
Manfaat diadakannya
bimbingan konseling :
1.
Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih
bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita
untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita
2.
Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat
sters dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber
sters tersebut serta dibantu pula mencari penyelesaian terbaik dari
permasalahan yang belum terselesaikan itu.
3.
Bimbingan konseling membantu kita untuk memahami diri sendiri dan menerima
orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain
serta dapat berdamai dengan diri sendiri
4.
Perkembangan personal akan meningkat dengan bimbingan konseling ini.
D.
Latar Belakang
Perlunya Bimbingan dan Konseling Secara Psikologis dan Pendidikan
1. BERDASARKAN FAKTOR PSIKOLOGIS
Bimbingan dan konseling sangat perlu sekali
karena pada dasarnya Bimbingan dan Konseling dapat memberikan penjelasan
kepada kita bahwa individu merupakan pribadi yang unik, dan setiap individu
pasti tidak sama dan pasti memiliki perbedaan, serta dapat memberikan pemahaman
tentang tingkah laku individu yang seiring perkembangannya selalu berubah naik
turun sesuai dengan tugas perkembangannya.
Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan
landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku
individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan
konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah
tentang :
(a) motif dan motivasi;
(b) pembawaan dan lingkungan,
(c) perkembangan individu;
(d) belajar;
(e) kepribadian.
a. Motif dan Motivasi
Motif dan motivasi berkenaan
dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku, baik motif primer yaitu
motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak
dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder
yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan
atau keterampilan tertentu dan sejenisnya. Baik dari dalam diri individu
(motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)–, menjadi
bentuk perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu
tujuan.
b. Pembawaan dan Lingkungan
Pembawaan dan lingkungan
berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku
individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan
hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot,
warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian
tertentu.
Pembawaan pada dasarnya bersifat
potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya
bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada. Pembawaan dan lingkungan
setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang
tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan,
ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil,
embisil atau ideot). Demikian pula dengan lingkungan, ada individu yang
dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan prasarana yang
memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang
secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan
yang kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga
segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan
menjadi tersia-siakan.
c. Perkembangan Individu
Perkembangan individu berkenaan
dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa
konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik
dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa
teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan,
diantaranya :
(1) Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan
biologis dan kultural dalam perkembangan individu;
(2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual;
(3) Teori dari Erickson tentang perkembangan
psiko-sosial;
(4) Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif;
(5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral;
(6) teori dari Zunker tentang perkembangan karier;
(7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial;
(8) Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas
perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa dewasa.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya,
konselor harus memahami berbagai aspek perkembangan individu yang dilayaninya
sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu itu di masa depan, serta
keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan lingkungan.
d. Belajar
Belajar merupakan salah satu
konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa
belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya,
dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat
kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu
yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan
yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah
tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat
belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan atau
pun hasil belajar sebelumnya.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat
beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah :
(1) Teori Belajar Behaviorisme;
(2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi; dan
(3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar
alternatif konstruktivisme.
e. Kepribadian
Hingga saat ini para ahli
tampaknya masih belum menemukan rumusan tentang kepribadian secara bulat dan
komprehensif. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W.
Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi
tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya,
akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih
lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian
kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider dalam Syamsu Yusuf (2003)
mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang
bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan
dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma)
lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas
perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu
lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya,
misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan
afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas
tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang
kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak
dikenal, diantaranya : Teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, Teori Analitik
dari Carl Gustav Jung, Teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan
Sullivan, teori Personologi dari Murray, Teori Medan dari Kurt Lewin, Teori
Psikologi Individual dari Allport, Teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull,
Watson, Teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin
Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :
- Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
- Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau
ambivalen.
Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa. - Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
- Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk kepentingan layanan
bimbingan dan konseling dan dalam upaya memahami dan mengembangkan perilaku
individu yang dilayani (klien) maka konselor harus dapat memahami dan
mengembangkan setiap motif dan motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu
yang dilayaninya (klien). Selain itu, seorang konselor juga harus dapat
mengidentifikasi aspek-aspek potensi bawaan dan menjadikannya sebagai modal
untuk memperoleh kesuksesan dan kebahagian hidup kliennya. Begitu pula,
konselor sedapat mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi
pengembangan segenap potensi bawaan kliennya. Terkait dengan upaya pengembangan
belajar klien, konselor dituntut untuk memahami tentang aspek-aspek dalam
belajar serta berbagai teori belajar yang mendasarinya. Berkenaan dengan upaya
pengembangan kepribadian klien, konselor kiranya perlu memahami tentang
karakteristik dan keunikan kepribadian kliennya.
Oleh karena itu, agar konselor
benar-benar dapat menguasai landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang
psikologi yang harus dikuasai dengan baik, yaitu bidang psikologi umum,
psikologi perkembangan, psikologi belajar atau psikologi pendidikan dan
psikologi kepribadian.
2. BERDASARKAN FAKTOR PENDIDIKAN
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan
pendidikan yang bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya
membantu membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat,
karena semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk membuat individu
lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai bimbingan,
seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui
berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan
lancar dengan adanya bimbingan dan konseling.
Tujuan
Bimbingan Konseling dalam Pendidikan
a.Tujuan
Umum
Tujuan umum dari layanan
Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989
(UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas,
yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).
b. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan
Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai
tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan
bertanggung-jawab.
Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai
tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk
mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
Tujuan umum bimbingan dan
konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal
sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti
kemampuan dasar dan bakat yang dimilikinya),berbagai latar belakang yang ada (
social,ekonomi, pendidikan) serta tuntutan positif lingkungannya. Bimbingan dan konseling
membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupanya yang
memiliki berbagai wawasan, pandangan, pilihan dan penyesuaian, ketrampilan yang
tepat yang berkenaan dengan diri sendiri dan lingkunganya. Insan seperti ini
adalah insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami
diri sendiri dan lingkunganya secara tepat dan bijaksana serta akhirnya mampu
mewujudkan diri sendiri secara optimal.
Masalah individu bermacam
ragam jenis, dan sangkut pautnya. Oleh karena itu tujuan khusus bimbingan dan
konseling untuk masing-masing individu,tujuan individu seseorang individu
berbeda dari ( dan tidak boleh disamakan dengan ) tujuan bimbingan dan
konseling lainya.
Dalam hubungan ini pelayanan
bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa “dalam rangka upaya agar siswa
dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
(Prayitno. 1997:23).
Bimbingan dalam rangka
menemukan pribadi, ditujukan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan
dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih lanjut. Pribadi yang sehat ialah apabila ia mampu
menerima dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif
sehubungan dengan penerimaan dirinya itu.
Bimbingan dalam rangka
mengenal lingkungan ditujukan agar peserta mengenal lingkungannya secara
objektif, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat
sarat dengan nliai-nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima
berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
Sedangkan bimbingan dalam
rangka merencanakan masa depan ditujukan agar peserta didik mampu
mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut bidang
pendidikan, bidang karir,
maupun bidang budaya,
keluarga dan masyarakat (Prayito, 1998: 24).
Melalui
perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu mawujudkan dirinya sendiri
dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya.
Dan perlu pula diingat bahwa diri haruslah sejalan dengan norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri
ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri
sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap.
Bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu manusia agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Tujuan bimbingan di
sekolah ialah membantu siswa dalam : 1) mengatasi kesulitan belajar, 2)
mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar maupun dalam
hubungan sosial, 3) mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan
jasmani, 4) hal yang berkaitan dengan kelanjutan studi, 5) kesulitan yang berhubungan
dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan 6) mengatasi kesulitan masalah
sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan lingkunga sekolah,
keluarga dan lingkungan yang lebih luas.
Dalam bahasa lain Downing
mengemukakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah sama dengan pendidikan terhadap
diri sendiri yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologis, merealisasikan keinginan serta mengembangkan kemampuan dan
potensinya.
Sejalan
dengan perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling,maka tujuan
bimbingan dan konseling mangalami perubahan dari yang sederhana menuju yang
lebih komperhensif,perkembangannya dapat dilihat di bawah ini:
Untuk membantu individu
membuat pihan-pilihan,penyesuaiain,dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi tertentu (hamrin & cliford
dalam Jones,1951).Untuk memperkuat fungsi-fungsi pendidikan (bradshow, dalam
McDaniel, 1956), untuk membantu orang-orang yang menjadi insan yang
berguna,tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna saja (
tiedeman, dalam Bernard & Fullmer,1969 ).
Mohon maaf gan,,, Topik anda sangat menarik sekali dan saya terharu melihatnya dan sangat bagus infonya terimakasih infonya gan!!!
BalasHapusObat Penyakit Kelamin
Obat Kutil kelamin
Obat Sipilis
Obat Kencing Nanah
Obat Herpes
Obat Wasir
Obat Wasir Ambeclear
Car Mengobati Wasir yang Keluar
Cara Menyembuhkan Sipilis
Obat Kencing Keluar Nanah
Obat Kencing Nanah Di Apotik De Nature
Pengobatan Herpes Gernital
Obat Kutil kelamin Di Apotik
Obat Jengger Ayam
Ciri Ciri Penyakit Sipilis
Obat Sipilis Ampuh
Penyebab Penyakit Herpes Mata
terima kasih. sangat membantu dalam penulisan artikel Teori Penyuluhan Pertanian Menurut Pendapat Para Ahli Komunikasi Penyuluhan dalam tipepedia
BalasHapusMakasih
BalasHapus