Aliran Empirisme




A.      LATAR BELAKANG
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda yang memerlukan pendidikan yang lebih baik. Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Para ilmuwan juga memiliki ide-ide tentang aliran pendidikan. Meskipun disini saya hanya membahas aliran empirisme namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuan sebagai pembekalan wawasan historis terhadap calon tenaga pendidikan. Agar calon tenaga kependidikan memahami berbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan tersebut.
B.      PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Empirisme?
2. Siapa tokoh Aliran Empirisme?
3. Apakah ide dari tokoh tersebut?
C.      BATASAN MASALAH
Dalam batasan masalah ini, kita akan membatasi masalah tentang mempelajari aliran pendidikan klasik yaitu Empirisme.
D.     TUJUAN
Dalam makalah ini yang mempelajari tentang aliran – aliran pendidikan, bertujuan untuk :
a. Agar mahasiswa dapat memahami apa aliran
empirisme
b. Agar mahasiswa mengetahui tokoh Empirisme.



BAB II
PEMBAHASAN
A.     ALIRAN EMPIRISME
Teori ini erat kaitannya dengan teori belajar mengajar yang bersumber dari aliran-aliran klasik dan merupakan benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.
Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Sedang sebaliknya, aliran yang sangat optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada di antara kedua kutub tersebut, yang dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran dalam pendidikan.
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme. Empirisme (empiri = pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensi yang dibawa lahir manusia. Dengan kata lain bahwa manusia itu lahir dalam keadaan suci, tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan
Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:
1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio.
3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.
4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).
5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.
6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
1
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembangannya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph, 2006).
Artinya segala kecakapan dan pengetahuannya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
John Locke (dalam Joseph: 2006) tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya tak ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa yang membentuk perkembangan jiwa anak didik adalah lingkungan melalui pintu gerbang indranya yang berarti tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa melalui proses penginderaan.
Teori empirisme adalah aliran pendidikan yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung dari lingkungannya dimana dia berada, sedangkan pembawaan tidak  berpengaruh, tetapi pengalaman yang dialami oleh anak akan menstimulankan kepada anak itu untuk berkembang. Sedangkan usaha pendidikan yang digunakan pada aliran ini adalah pembelajaran yang berasal dari luar tubuh anak yaitu lingkungan. Disini guru sangat berperan penting. Ilmu yang diperoleh seorang anak dari seorang anak akan diserap dan di stimulant oleh anak tersebut. Setalah menyerap pengetahuan itu seorang anak akan menggunakanya dalam hidupnya sebagai pembelajaran hidup. Misalnyadi sebuah tempat pembelajaran agama, sebelumnya dalam hal agama seorang anak tidak tahu apa-apa tentang agama. Setelah beberapa waktu belajar dan mendalami apa yang telah diberikan oleh guru agamanya, anak itu menyerap apa yang diajarkan oleh guru agamanya. Sehingga seorang anak yang dulunya belum mengerti tentang agama , akhirnya bisa mengerti agama karena belajar dari orang lain. Disini jelas bahwa segala pengetahuan dan kecakapan seorang anak-anak muncul dan teroptimalkan dibentuk karena pengalaman yang diserap oleh indra mereka melalui pendidikan. Anak akan dijadikan apapun tergantung guru yang mendidiknya. Apabila orang yang mengajari itu mengajari sesuatu yang baik, maka akan baik pula hasilnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang mengajarkan sesuatu yang buruk, maka akan buruk juga hasilnya. Oleh karena itu perkembangan anak menurut teori ini 100% dipengaruhi oleh lingkungannya.



2
B.      TOKOH
Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932).
John Locke (lahir 29 Agustus 1632 – meninggal 28 Oktober 1704 pada umur 72 tahun) adalah seorang filsuf dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme. Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan. Selain itu, Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu. Kemudian Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
C.      IDE
Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuannya. Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme yang menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun demikian, rasio atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian, dipahami bahwa aliran empirisme ini, seorang pendidik memegang peranan penting terhadap keberhasilan peserta didiknya.
Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar pemegang peranan yang sangat penting. Pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap,serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
3

Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuaidengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Tulisan-tulisan Locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis. Karya-karya Locke yang terpenting adalah "Esai tentang Pemahaman Manusia" (Essay Concerning Human Understanding), Tulisan-Tulisan tentang Toleransi" (Letters of Toleration), dan "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" (Two Treatises of Government).
Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.
D.     SARAN dan REKOMENDASI
Teori Empirisme memandang bahwa perkembangan anak tergantung dari eksternal (luar). Jadi perkembangan anak tergantung dari didikan gurunya. Sebagai guru, harus mengetahui dan memahami aliran klasik dan gerakan baru dalam dunia pendidikan serta pengaruhnya terhadap pendidikan di Indonesia. Dan juga mengetahui pokok tonggak pemikiran pendidikan di Indonesia. Sudah saatnya para tenaga pengajar mengevaluasi metode agar mutu pendidikan di negara ini akan sesuai dengan tujuan organisasi, karena akan berdampak luas terhadap perkembangan negara. Untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas maka layaknya seorang anggota PGRI harus mampu menciptakan metode yang dapat mendukung proses belajar mengajar sehingga akan tercipta proses pembelajaran yang selaras dengan tujuan dan program kerja PGRI. Dengan adanya tunjangan yang di berikan pemerintah kepada pegawai negeri sipil sudah cukup banyak maka seharusnya sikap profesional juga perlu ditingkatkan lagi. Kesejahteraan guru dalam hal ekonomi dan pengetahuan, terutama untuk guru di sekolah negeri (mestinya juga dalam skala tertentu untuk sekolah swasta), memang adalah tanggung jawab negara, bukan tanggung jawab orang tua murid.





4
BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Istilah empirisme di ambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia. Teori empirisme adalah aliran pendidikan yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung dari lingkungannya dimana dia berada, sedangkan pembawaan tidak  berpengaruh. Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar pemegang peranan yang sangat penting. Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut dikembangkan Locke teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian, dipahami bahwa aliran empirisme ini, seorang pendidik memegang peranan penting terhadap keberhasilan peserta didiknya.
B.      SARAN
Jadi , sebagai seorang guru sebaiknya kita menjadi guru yang berkualitas yang mampu membimbing anak muridnya menjadi  seorang yang kreatif. Demikian yang dapat saya  sampaikan. Sedikit banyak semoga bisa menambah wawasan kita. Kurang lebihnya mohon maaf, kritik dan saran saya harapkan dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.





5

Daftar Pusaka:
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
www.thoriq.com
Barnadib, Sutari Imam. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Fakultas
 Ilmu Pendidikan (FIP)-IKIP.
Muhlisin Effendi, Ilmu Pendidikan, Naadi Offsed, Yogjakarta, 2008.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar