Waspada Risiko Berkendara



Membangun lingkungan yang strategis yang sesuai dengan prosedur keselamatan penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan yang menyesuaikan dengan kondisi badan jalan perlu disegerakan untuk menghindari fatalisitas di jalan raya.

Untuk diketahui, organisasi kesehatan dunia WHO, memperkirakan kecelakaan lalu lintas tahun 2020 menduduki peringkat ketiga setelah jantung koroner. Ini membuktikan tingkat kematian tertinggi ada pada jalan raya. Nah, bagaimana di Balikpapan yang menuntut kita bersama masyarakat kota Madinatul Iman menyamakan persepsi untuk mengenai resiko berlalu lintas. Perlu diingat, setiap yang mengemudikan kendaraan mobil atau sepeda motor sudah mengenggam resiko.

Hal itu banyak tidak disadari oleh para orang tua di Balikpapan yang memberikan keleluasan kepada anaknya untuk mnencoba-coba kendaraan meski masih dibawah umur. Apa bangganya bila semua anak bisa menggunakan motor tapi tidak memperhitungkan factor keselamatannya pada lima atau sepuluh tahun kedepan setelah si anak remaja.

Bila melihat dari data kecelakaan lalu lintas, mayoritas peristiwa disebabkan oleh factor manusia. Ini berarti, kita turut menanamkan resiko fatalisitas sejak dini kepada keluarga kita, anak anak kita yang dibiarkan dengan leluasa mengendarai motor ataupun mobil. Pernyataan ini mungkin agak vulgar, tapi kita sadari akibat kecelakaan lalu lintas hanay membuat cerita panjang bagi  keluarga.

Kesalahan pengguna sepeda motor jenis kendaraan ini tidak memiliki perlindungan apapun yang memadai bagi penggunanya, sehingga pada saat terjadi kecelakaan lalu lntas hanya upaya preventif yang menjadi satu-satunya cara melindungi dari kemungkinan cedera ataupun meninggal dunia. Teknik yang tepat digunakan bagi pengendara sepeda motor untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, yakni dengan membatasi kecepatan kendaraan dan kemudahan terlihat dan dilihat oleh pengguna jalan lainnya. (sumber: Kaltim Post, 9 Oktober 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar